Sabtu, 24 April 2010

PENDIDIKAN BERBASIS KARAKTER INVESTASI JANGKA PANJANG

      Pendahuluan

Mungkin kita sering membaca do’a yang diajarkan Allah SWT dalam Al Quran QS : Al Furqon: 74 yang berbunyi :
·        “Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada Kami isteri-isteri Kami dan keturunan Kami sebagai penyenang hati (Kami), dan Jadikanlah Kami imam bagi orang-orang yang bertakwa". Doa tersebut sangat popular di kalangan ummat islam yang sering di baca setiap ba’da shalat fardlu. Didalam do’a tersebut terkandung keinginan dan harapan orang tua akan anak – anak yang sholeh – sholehah yang bermanfaat bagi ummat dan bangsa. Bermula dari sinilah cita – cita para praktisi pendidikan ingin menyelenggarakan pendidikan berbasis karakter. Menurut Dr. Muhaimin Luthfi ; Lembaga pendidikan yang telah menyelenggarakan pendidikan berbasis karakter adalah pesantren, karena selain kajian buku umum juga ada kajian   kitab kuningnya yang merupakan sumber literature islam yang menanamkan akhlak


Apa Karakter Itu?

Dalam kamus Poerwadarminta, karakter diartikan sebagai tabi’at; watak; sifat, sifat-sifat kejiawaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang daripada yang lain. Jadi dengan kata lain pendidikan berbasis karakter adalah pedidikan mengedepankan akhlak, budi pekerti. 
Disini penulis ingin memaparkan prinsip-prinsip pendidikan berbasis karakter berdasarkan survey di beberapa  pondok pesantren tempat penulis  belajar dulu, seperti Pesantren Al Asyari Purwakarta, Pesantren Tahfidz Al Hikmah Bobos, Pesantren Tahfidz An Nur Jogjakarta dan Pesantren Terpadu Al Kahfi ( Tempat penulis mengajar ) sedikitnya ada 7 prinsip pendidikan karakter :
1. Pendidikan berbasis karakter memerlukan Qudwah ( keteladanan )
Didunia pesantren biasanya yang di jadikan qudwah adalah kiayinya atau ustadznya, makanya disini kekuatan qudwah harus betu-betul di jaga, sehari semalam santri bertemu dengan ustadz atau kiayi maka secara tidak langsung santri sedang mengcopypaste prilaku gurunya, disini yang di sebut dengan EQ ( emotional Quotient ), menurut Daniel Goleman , 80% kesuksesan seseorang di tentukan oleh kecerdasan emosinya atau EQ sementara hanya 20% ditentukan oleh IQ nya.
2. Memiliki standard nilai yang jelas.
Moral standard seorang muslim sudah jelas, kebenaran itu datangnya dari Allah, sebaik-baik perkataan kitabullah sebaik-baik petunjuk, petunjuk Nabi Muhammad SAW, sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah SAW teladan yang baik, tanyalah ahlidzikri jika kamu tidak tahu dsb.
3. Materi yang eksplisit, seperti mengajarkan ikhlas, kejujuran, adil, santun dan tanggung jawab.
4. Mengarahkan kepada kebiasaan ( habit ), seperti biasa bangun subuh, shalat tepat waktu dll.
5. Lingkungan yang kondusif
Pesantren sudah tidak diragukan lagi keabsahannya dalam pembangunan karakter santri, sejarah mencatat para pejuanng banyak yang lahirkan dari ranah pesantren seperti KH. Zaenal Musthofa dari Tasikmalaya dan masih banyak lagi tokoh-tokoh yang lainnya.
6. Kekuatan pola asuh.
Biasanya pesantren memiliki banyak asrama, dan setiap asrama ada yang bertanggung jawab menangani santri  disini wali asrama harus betul-betul memiliki jiwa seorang bapak sekaligus seorang ibu, di anjurkan bagi wali asrama memiliki wawasan tentang problematika remaja, hingga bisa mengarahkan santri menjadi sosok yang berkarakter.
7. Evaluasi aplikasi karakter.
Evaluasi sangat penting untuk mengetahui perkembangan karakter anak didik, sehingga apabila ada kekurangan bisa diperbaiki.

Landasan Pentingnya Pendidikan Bebasis Karakter.

Penddidikan berbasis karakter ini sangat urgen sekali, agar kita memiliki generasi penerus selain cerdas juga beraklakul karimah. Ada 3 landasan pentingnya pendidikan berbasis karakter : 
     1.Landasan Wahyu Samawi
       Allah SWT berfirman dalam surat Al Qolam : 4 " Sesungguhnya engkau hai Muhammad memiliki akhlak yang sangat agung. Jadi Allah sangat menganjurkan kepada kita untuk meneladani akhlak Rasulullah SAW. Bahkan  misi utama beliau adalah intuk menyempurnakan akhlak ummatnya.
     2. Landasan Penelitian Ilmiah
       Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr. Marvin Berkowitz peningkatan motivasi siswa sekolah dalam meraih prestasi akademik terdapat pada sekolah-sekolah yang menerapkan pendidikan karakter
     3. Landasan Realita Sosial
       Di Indonesia 18 ribu orang terjangkit HIV, dan Aids dengan 3,2 juta. Sekitar 1,1 juta diantaranya adalah pelajar, mulai dari tingkat SMP sampai perguruan tinggi.( sumber : Word Vision Indonesia ).  Menurut hasil survei yang dilakukan salah satu lembaga, 63% remaja di Indonesia usia sekolah SMP dan SMA sudah melakukan hubungan seksual di luar nikah dan 21% diantaranya melakukan aborsi. " Hasil survei terakhir suatu lembaga survei yang dilakukan di 33 provinsi tahun 2008. sumber www.kapanlagi.com.

     Bagaiman ayah bunda, bapak ibu pentikah pendidikan berbasis karakter saat ini ? Ingatlah anak kita adalah investasi yang paling berharga.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar